Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS) sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus.[ Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.
Dalam Kurikulum ini, pendidik menggunakan pendekatan saintifik. pendekatan ini sendiri adalah kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning)
Berikut proses pembelajaran dalam Kurtilas :
1. Mengamati
Mengamati adalah tahap awal dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengamati melatih siswa dalam hal kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca yang diformulasikan pada skenario proses pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan memerlukan bimbingan dan arahan guru. Banyak siswa tidak paham apa yang harus dilakukan selama proses mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Jika kita berikan waktu untuk melakukan semua tahapan itu tanpa bimbingan dan arahan bisa dipastikan mereka mungkin belajar tetapi tidak mencapai tujuan pembelajaran. Di titik inilah peran kita sebagai guru menentukan ….. skenario yang kita siapkan sangat penting dan menentukan efektifitas proses pembelajaran ini. Karena itu, sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru harus mengkaji silabus dengan cermat sehingga menemukan fakta, prinsip, konsep, proses ataupun prosedur yang nantinya bisa dijadikan obyek pengamatan.
Pada kegiatan mengamati ini, siswa difasilitasi dan dibimbing untuk melihat, menyimak, mendengar dan membaca dari berbagai sumber belajar untuk menemukan sendiri fakta, konsep, prinsip, proses atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari.
Contoh mengamati
- Siswa difasilitasi untuk membaca sumber dari buku siswa (mengamati fakta, mengamati konsep, mengamati prinsip, mengamati proses, mengamati prosedur di dalam buku siswa)
- Siswa difasilitasi mendengarkan pembacaan puisi atau narasi dari radio (mengamati fakta pada puisi, mengamati konsep tentang puisi, mengamati prinsip sebuah puisi, mengamati proses, mengamati prosedur pada pembacaan puisi atau narasi dari peralatan audio visual)
- Siswa difasilitasi melihat tayangan video perakitan komputer (mengamati fakta pada perakitan komputer, konsep perakitan komputer , prinsip perakitan komputer , proses perakitan komputer, prosedur perakitan komputer pada suatu tayangan video tentang perakitan komputer)
- Siswa difasilitasi melihat demonstrasi perbaikan sepeda motor (mengamati fakta pada perbaikan sepeda motor , konsep perbaikan sepeda motor, prinsip perbaikan sepeda motor, proses perbaikan sepeda motor, prosedur perbaikan sepeda motor pada suatu demonstrasi perbaikan sepeda motor)
Hasil Kegiatan Mengamati
- Perhatian siswa pada saat melakukan langkah mengamati tersebut.
- Bentuk catatan yang dibuat pada waktu melakukan langkah mengamati.
- Kesabaran siswa yang terbentuk selama melakukan langkah mengamati.
- Jangka waktu yang digunakan siswa melakukan langkah mengamati.
Dari contoh-contoh kegiatan mengamati tersebut tampak bahwa banyak hal bisa dilakukan siswa yang diskenariokan oleh guru di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)untuk pembelajaran kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa. Apa saja yang harus di amati dan dibuat catatan oleh siswa harus diidentifikasi oleh guru melalui langkah mengkaji silabus. Tahap mengkaji silabus inilah menjadi titik masuk atau kunci awal merancang pendekatan saintifik khususnya tahapan mengamati.
2. Menanya
Menanya adalah tahap kedua dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Menanya melatih siswa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Menanya adalah salah satu kompetensi yang diperlukan siswa untuk hidup di era cerdas abad 21.
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat menanya atau mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Pada kegiatan menanya ini, siswa dibimbing dan difasilitasi untuk bisa mengajukan pertanyaan atau menemukan hal-hal yang perlu dipertanyakan, perlu diperjelas dan dibimbing agar mempunyai kemampuan mencari dan menemukan penjelasan tambahan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari. Bagi sebagian siswa, menanya bukan sesuatu yang mudah dilakukan walaupun guru sudah mengatakannya secara langsung … “bagi yang belum jelas, silahkan bertanya …!” . Menurut pendapat saya, menanya tidak harus dan tidak selalu muncul dari pernyataan guru …. “Sekarang saatnya menanya … ayo siapa yang mau bertanya?” …..
Jadi … bagaimana membuat siswa mampu menanya …?
Menanya yang harus dilakukan siswa dapat berbentuk (1) membuat pertanyaan yang relefan dengan materi pembelajaran (2) mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat kepada guru, teman dalam kelompok atau sumber belajar lainnya. (3) melakukan tanya jawab (4) melakukan diskusi tentang informasi yang relefan dengan topik pembelajaran yang belum diketahui (5) menanyakan informasi tambahan yang ingin diketahui atau (6) menanyakan informasi yang sudah diketahui sebagai klarifikasi.
Contoh menanya
- Siswa menanyakan penjelasan tambahan terhadap informasi yang didapat dari proses mengamati
- Siswa mencari penjelasan tambahan sendiri berdasarkan informasi hasil-hasil kegiatan mengamati
- Siswa menanyakan fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah mengamati obyek
- Siswa mengklarifikasi informasi yang didapatnya dari tahap mengamati.
- Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan guru.
- Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan siswa lainnya.
- Siswa berdiskusi sesuai topik secara berkelompok.
- Siswa mengakses internet mencari penjelasan lebih lengkap sesuai topik
Hasil Kegiatan menanya antara lain:
- Jenis-jenis pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Jumlah pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Kualitas pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Daftar pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis dan jawaban
3. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi adalah tahap ketiga dari tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengumpulkan informasi melatih siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Contoh mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
- Siswa melakukan eksperimen
- Siswa membaca sumber lain selain buku teks
- Siswa mengamati objek/kejadian/ aktivitas
- Siswa mewawancarai nara sumber
- Siswa mengakses internet
- Siswa mengeksplorasi
- Siswa mencoba
- Siswa berdiskusi
- Siswa menirukan gerak
- Siswa meniru bentuk
- Siswa mengumpulkan data melalui angket/questioner
Hasil-hasil kegiatan mengumpulkan informasi
- Jumlah sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Kualitas sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Kelengkapan informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Validitas informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Instrumen/alat yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
4. Mengolah Informasi
Mengasosiasi | mengolah informasi adalah tahap ke empat dari serangkaian tahapanpembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengasosiasi | mengolah informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Kegiatan mengasosiasi / menalar / mengolah informasi (associating)
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
- menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
- mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
- Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
5. Mengkomunikasikan / Mengomunikasikan adalah tahap ke lima dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri darimengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan.Mengkomunikasikan melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahapan mengkomunikasikanadalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Contoh kegiatan mengkomunikasikan / mengomunikasikan
- menyajikan laporan dalam bentuk bagan;
- menyajikan laporan dalam bentuk diagram;
- menyajikan laporan dalam bentuk grafik;
- menyusun laporan tertulis; dan
- menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
- menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis
- menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media elektronik
- menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi media
Seluruh kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik tersebut akan berjalan dengan baik dan kondusif melalui perencanaan pembelajaran yang cermat dan didampingi dengan pengelolaan kelas yang cermat pula. Karena itu sebelum melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa dengan tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan harus dipastikan juga rencana pengelolaan kelas.
kelima macam proses itu dalam kurtilas harus diterapkan oleh pendidik pada saat pembelajaran berlangsung, karena merupakan hal yang wajib dalam pelaksaana kurikulum.
source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendekatan_saintifik
https://belajarpedagogi.wordpress.com/2014/05/12/mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi-mengkomunikasikan/
0 komentar: