Pengertian
Feature
Penulisan feature “mutlak” dilakukan oleh redaksi sebuah media
massa cetak,terutama mingguan, dwimingguan, dan bulanan. Bersaing dengan media
elekronik, media cetak tentu tak akan mampu “mengalahkannya” dalam hal
aktualitas dan kecepatan penyampaian informasi kepada khayalak.
Feature mengandung informasi yang “lebih” ketimbang berita biasa (news),
antar lain hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news tadi dan relatif
tidak akan pernah “basi” (tidak actual lagi) seperti berita biasa.
Feature merupakan sebuah “karangan khas” yang menuturkan fakta,
peristiwa, dan proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya,
proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Sebuah feature umumnya mengedepankan
unsure why dan how sebuah peristiwa.
Mengenai batasan pengertian (definisi) feature, beluma ada
kesepakatan diantara para ahli jurnalistik. Masing-masing ahli memberikan
rumusannya sendiri tentang kata feature.
Jadi, sebagaimana pengertian berita, tidak ada rumusan tunggal tentang
pengertian feature.
Yang jelas feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun
tidak harus mengikuti rumus klasik 5W+1H dan ia bisa dibedakan dengan news, artikel
(opini), kolom, dan anilis berita. “Kita punya kisah atas fakta-fakta
telanjang,” kata William L. Rivers, “ dan itu kita sebutkan ‘artikel’ atau ‘opinion
pieces’. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang
disebutkan karangan khas (feature).
·
Mengandung
segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap
mampu menggugah emosi –menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata
lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human
touch –menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft
news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi.
Berbeda dengan hard news (berita keras) yang isinya mengacu kepada dan
pemahamannyalebih menggunakan pemikiran.
·
Mengandung
unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung
unsure sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya,
tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen (cerita pendek) atau novel –bacaan
ringan dan menyenangkan—namun tetap informative dan faktual. Karenanya pula,
seorang penulis feature pada dasarnya atau prinsipnya adalah seorang yang
bercerita.
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan
menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertaintment)
sebuah surat kabar.
Seorang penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat,
memandang, dan menghayati suatu peristiwa. Ia harus mampu pula menonjolkan
suatu hal yang meskipun sudah umum, namun belum terungkap seutuhnya.
2.
Jenis-Jenis
Feature
Adapun jenis-jenis feature diantaranya :
·
Feature
Berita yang lebih banyak mengandung unsure
berita, berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khayalak.
Biasanya merupakan pengembangan dari straight-news.
·
Feature
Artikel yang lebih cenderung segi sastra.
Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurang
aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian,
seseorang, suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan lain-lain
yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan
menghibur.
Berdasarkan tipenya, maka feature dapat dibedakan menjadi :
·
Feature
Human Interest (langsung
sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati, dan
sebagainya). Misalnya cerita tentang penjaga mayat dirumah sakit, liku-liku
kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah seorang penjahat yang
dapat menimbulkan kejengkelan.
·
Feature
Pribadi-Pribadi Menarik atau Feature
Biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang
seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga
bernilai tinggi.
·
Feature
Perjalanan. Misalnya
kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau tempat
yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektivitas
menonjol, karena biasanya penulisannya yang terlibat langsung dalam
peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “aku”, “saya”, atau “kami” (sudut
pandang –point of view--orang pertama)
·
Feature Petunjuk Praktis (Tips), Practical
Guidance Feature, atau mengajarkan keahlian –how to do it. Misalnya
tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, dan sebagainya.
3.
Struktur
Tulisan
Struktur tulisan feature umumnyadisusun seperti kerucut terbalik,
yang terdiri dari:
·
Judul
(head)
·
Teras
(lead)
·
Bridge
atau jembatan antara 2 diatas tadi.
·
Tubuh
tulisan (body)
·
Penutup
(ending) yang bisanya mengacu kepada lead, menimbulkan kenangan
atau kengerian, menyimpulkan yang telah diceritakan, atau mengajukan pertanyaan
tanpa jawaban.
Lead, intro atau
teras sebuah feature antara lain :
·
Teras
yang bercerita. Biasanya
digunakan oleh para pengarang fiksi dalam cerpen atau novel.
CONTOH :
Satpam PT anubai malam itu bertugas seperti biasanya. Setelah
mengontrol pintu utama dan belakang gedung, ia duduk di posnya sambil waspada
akan segal kemungkinan. Cuaca malam itu memang dingin, hujan rintik-rintik yang
terjadi sejak sore, kian mendinginkan suasana. Ia pun terserang dan tak kuasa
menahan kantuk. Tidur. Tak lama kemudian ia terbangun dan mendapati kedua
tangannya terikat.
·
Teras
Pertanyaan, dimaksudkan
untuk menyentuh rasa ingin tahu (curiosity) pembaca.
CONTOH :
Siapa penguasa Indonesia sebenarnya? TNI, Presiden, anggota dewan,
atau IMF? Sulit menjawabnya. Namun, kita bisa mengetahui siapa yang paling
berkuasa di negeri ini, dengan membandingkan besar-kecilnya kewenangan mereka
secara konstitusional dan kenyataan dilapangan.
·
Teras
Kutipan, yaitu kutipan pepatah, ayat
Al-Quran, ucapan, atau pendapat orang terkenal yang berkaitan dengan tema
feature.
CONTOH :
Siapa menguasai informasi, dialah penguasa masa depan.
Siapa buta politik, akan menjadi permainan poitik.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.”
“Right or wrong is my country”.
·
Teras
Ringkasan, yaitu teras
yang menyimpulkan isi tulisan (inti cerita).
CONTOH :
Berawal dari coba-coba, Akhmad akhirnya menjadi pengusaha sukses
dengan ratusan karyawan.
·
Tiruan
Bunyi
CONTOH :
“Dor!” suara itu memecah keheningan malam suatu desa yang dulunya
tentram. Agung (19) pemuda yang sedang terlelap bergegas bangun ketika
mendengar suaru tembakan tadi.
·
Teras
Sapaan, yakni menyapa pembaca.
CONTOH :
Anda termasuk orang susah tidur?
Penakah anda brpikir tentang anda anda sendiri?
·
Teras
Deskriptif, menciptakan
gambaran tentang suatu tokoh atau tempat kejadian.
CONTOH :
Penampilannya sama sekali tidak mengesankan bahwa ia seorang
professor. Bercelana blue jeans dan berkaos oblong, tanpa kaca mata dan
bertubuh atletis, ia berbaur dengan mahasiswanya. Bagi yang belum mengenalnya,
sulit membedakan mana mahsiswa dan mana profeor pembimbing mereka.
Adapun jenis-jenis penutup sebuah feature, di antaranya :
·
Penutup
menyimpulkan, yaitu meringkas
apa-apa yang telah diuraikan dan mengarahkan ke lead.
·
Penutup
klimaks, biasanya dipakai dalam feature yang
ditulis secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita, seperti halnya
cerita merangkai bunga menjadi rangkaian bunga yang indah dan bernilai tinggi.
Misalnya, tentang kisah tentang awal meletusnya sebuah kerusuhan, di bagian
akhir ditulis demikian : “maka, keesokan harinya, rapat umum pun digelar.
Segera setelah rapat umum itu bubar, massa menjadi beringas dan tak terkendali”
Mohon maaf apabila dalam penyusunan teks pada posting belum bisa rapi, itu karena saya masih harus belajar menengenai dunia blog, jadi maklum saja ya.
Source : sama seperti postingan kemarin...
see yaaa
0 komentar: