Jumat, 05 Agustus 2016

Mengenal dunia jurnis "Feature"

      
Feature




          Pengertian Feature
Penulisan feature “mutlak” dilakukan oleh redaksi sebuah media massa cetak,terutama mingguan, dwimingguan, dan bulanan. Bersaing dengan media elekronik, media cetak tentu tak akan mampu “mengalahkannya” dalam hal aktualitas dan kecepatan penyampaian informasi kepada khayalak.
Feature mengandung informasi yang “lebih” ketimbang berita biasa (news), antar lain hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news tadi dan relatif tidak akan pernah “basi” (tidak actual lagi) seperti berita biasa.
Feature merupakan sebuah “karangan khas” yang menuturkan fakta, peristiwa, dan proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Sebuah feature umumnya mengedepankan unsure why dan how sebuah peristiwa.
Mengenai batasan pengertian (definisi) feature, beluma ada kesepakatan diantara para ahli jurnalistik. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang kata feature.  Jadi, sebagaimana pengertian berita, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature.
Yang jelas feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak harus mengikuti rumus klasik 5W+1H dan ia bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan anilis berita. “Kita punya kisah atas fakta-fakta telanjang,” kata William L. Rivers, “ dan itu kita sebutkan ‘artikel’ atau ‘opinion pieces’. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebutkan karangan khas (feature).

·         Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi –menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch –menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras) yang isinya mengacu kepada dan pemahamannyalebih menggunakan pemikiran.


·         Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsure sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen (cerita pendek) atau novel –bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informative dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada dasarnya atau prinsipnya adalah seorang yang bercerita.
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertaintment) sebuah surat kabar.
Seorang penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat, memandang, dan menghayati suatu peristiwa. Ia harus mampu pula menonjolkan suatu hal yang meskipun sudah umum, namun belum terungkap seutuhnya.

2.      Jenis-Jenis Feature
Adapun jenis-jenis feature diantaranya :
·         Feature Berita yang lebih banyak mengandung unsure berita, berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khayalak. Biasanya merupakan pengembangan dari straight-news.
·         Feature Artikel yang lebih cenderung segi sastra. Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurang aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian, seseorang, suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur.

Berdasarkan tipenya, maka feature dapat dibedakan menjadi :

·         Feature Human Interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati, dan sebagainya). Misalnya cerita tentang penjaga mayat dirumah sakit, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.
·         Feature Pribadi-Pribadi Menarik atau Feature Biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai tinggi.
·         Feature Perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisannya yang terlibat langsung dalam peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “aku”, “saya”, atau “kami” (sudut pandang –point of view--orang pertama)
·          Feature Petunjuk Praktis (Tips), Practical Guidance Feature, atau mengajarkan keahlian –how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, dan sebagainya.

3.      Struktur Tulisan
Struktur tulisan feature umumnyadisusun seperti kerucut terbalik, yang terdiri dari:
·         Judul (head)
·         Teras (lead)
·         Bridge atau jembatan antara 2 diatas tadi.
·         Tubuh tulisan (body)
·         Penutup (ending) yang bisanya mengacu kepada lead, menimbulkan kenangan atau kengerian, menyimpulkan yang telah diceritakan, atau mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.

Lead, intro atau teras sebuah feature antara lain :
·         Teras yang bercerita. Biasanya digunakan oleh para pengarang fiksi dalam cerpen atau novel.
CONTOH :
Satpam PT anubai malam itu bertugas seperti biasanya. Setelah mengontrol pintu utama dan belakang gedung, ia duduk di posnya sambil waspada akan segal kemungkinan. Cuaca malam itu memang dingin, hujan rintik-rintik yang terjadi sejak sore, kian mendinginkan suasana. Ia pun terserang dan tak kuasa menahan kantuk. Tidur. Tak lama kemudian ia terbangun dan mendapati kedua tangannya terikat.
·         Teras Pertanyaan, dimaksudkan untuk menyentuh rasa ingin tahu (curiosity) pembaca.
CONTOH :
Siapa penguasa Indonesia sebenarnya? TNI, Presiden, anggota dewan, atau IMF? Sulit menjawabnya. Namun, kita bisa mengetahui siapa yang paling berkuasa di negeri ini, dengan membandingkan besar-kecilnya kewenangan mereka secara konstitusional dan kenyataan dilapangan.
·         Teras Kutipan, yaitu kutipan pepatah, ayat Al-Quran, ucapan, atau pendapat orang terkenal yang berkaitan dengan tema feature.
CONTOH :
Siapa menguasai informasi, dialah penguasa masa depan.
Siapa buta politik, akan menjadi permainan poitik.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri.”
Right or wrong is my country”.
·         Teras Ringkasan, yaitu teras yang menyimpulkan isi tulisan (inti cerita).
CONTOH :
Berawal dari coba-coba, Akhmad akhirnya menjadi pengusaha sukses dengan ratusan karyawan.
·         Tiruan Bunyi
CONTOH :
“Dor!” suara itu memecah keheningan malam suatu desa yang dulunya tentram. Agung (19) pemuda yang sedang terlelap bergegas bangun ketika mendengar suaru tembakan tadi.
·         Teras Sapaan, yakni menyapa pembaca.
CONTOH :
Anda termasuk orang susah tidur?
Penakah anda brpikir tentang anda anda sendiri?
·         Teras Deskriptif, menciptakan gambaran tentang suatu tokoh atau tempat kejadian.
CONTOH :
Penampilannya sama sekali tidak mengesankan bahwa ia seorang professor. Bercelana blue jeans dan berkaos oblong, tanpa kaca mata dan bertubuh atletis, ia berbaur dengan mahasiswanya. Bagi yang belum mengenalnya, sulit membedakan mana mahsiswa dan mana profeor pembimbing mereka.

Adapun jenis-jenis penutup sebuah feature, di antaranya :
·         Penutup menyimpulkan, yaitu meringkas apa-apa yang telah diuraikan dan mengarahkan ke lead.

·         Penutup klimaks, biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita, seperti halnya cerita merangkai bunga menjadi rangkaian bunga yang indah dan bernilai tinggi. Misalnya, tentang kisah tentang awal meletusnya sebuah kerusuhan, di bagian akhir ditulis demikian : “maka, keesokan harinya, rapat umum pun digelar. Segera setelah rapat umum itu bubar, massa menjadi beringas dan tak terkendali”


Mohon maaf apabila dalam penyusunan teks pada posting belum bisa rapi, itu karena saya masih harus belajar menengenai dunia blog, jadi maklum saja ya. 
Source : sama seperti postingan kemarin...



see yaaa

0 komentar: