Assalamualaikum guys, kali ini ana share mengenai "BERITA". Tujuan penulisan hanya untuk berbagi barangkali ada yang butuh materi tentang ini. nuhun
1.
Pengertian
Berita
Berita (News) erupakan sajian utama sebuah media massa samping views (opini). Mrencari bahan
berita lalu menyusunnya merpakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebh
penerbitan pers (media massa).
Tidak ada rumusan tungal meenai pengertian berita, “News is
difficult to define, because it ivolves many variable factor,” kata Earl
English dan Clararence Hach. Berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup
banyak faktor variable. “Berita lebih mudah dikenali daripada diberi
batasannya,” timpal Irving Resenthall dan Marton Yarmen.
Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan definisi
(batasan pengertian) berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang
dikandung sebuah berita. Nothclife misalnya, menekankan pengertian berita pada
unsure “keanehan” atau ketidaklaziman, sehingga mampu menarik perhatian dan
rasa ingin tahu (curiosity). Ia mengatakan, “Jika seekor anjing
menggigit orang, itu bukanlah berita. Tetapi jika orang menggigit anjing,
itulah berita” (if dog bites a man, its not news, but f a man bites a dog is
news)
Kita boleh sepakat dan tidak sepakat atas pandangan tadi. Karena,
jika yang digigit anjing itu orang terkenal, misalnya artis popular ataupun
pejabat Negara, ia tetap merupakan berita menarik. Positifnya, kita menerima
penekanannya bahwa berita yang baik dan layak dicatat, sekaligus layak muat di
media massa antara lain mengandung unsur “keanehan” itu. Sehingga, berita yang
kita buat dibaca orang.
Pakar lain seperti Dean M. Lyle Spencer, Willaard C. Bleyer,
William S. Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutip Dja’far H. Assegaff
(1998:5), sama-sama menekankan unsur “menarik perhatian” dalam definisi berita
yang mereka buat. “Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat
menarik perhatian pembaca” kata mereka.
Michael V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih
lengkap dan –untuk keperluan praktis— layak kita jadikan acuan. Ia mengatakan :
“Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian
yang factual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta
menyangkut kepentingan mereka”.
Dari pengertian tersebut, kita melihat terdapat empat unsur yang
harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi “karakteristik utama”
sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa (layak muat). Keempat ini
pula yang dikenal dengan nilai-nilai jurnalistik.
a.
Cepat,
yakni actual atau ketepatan waktu.
b.
Nyata,
yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), buka fiksi atau karangan.
c.
Penting,
yakni menyakngkut kepetingan orang banyak.
d.
Menarik,
artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis.
Secara ringkas dan praktis dapat disimpulkan, berita adalah laporan
peristiwa yang memenuhi keempat unsure tesebu –karena tidak semua peristiwa
layak dilaporkan. Dengan demikian, seorang reporter hendaknya mampu membedakan
mana yang peristiwa yang mempunyai nilai berita da mana yang biasa-biasa saja.
2. 2. Teknik
Reportase: Mencari Bahan Berita
Mencari berita (news hunting, news getting, atau news gathering)
–disebut pula meliput bahan berita—adalah salah satu tahap proses penyusunan
naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita,
proses penulisan naskah (news writing), dan proses penyuntingan naskah (news
editing).
Tepatnya,
meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat
proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk membuat
profil seorang artis. Maka segera stelah itu dilakukan wawancara dengan artis
tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.
Ada
tiga teknik peliputan berita, yakni reportase, wawancara, riset kepustakaan
(studi literature).
a.
Reportase
Reportase
adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput ke TKP (tempat kejadian perkara).
Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta
dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus
memenuhi unsur-unsur berita 5W+1H.
Peristiwa
yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (new values)
yakni actual, factual, penting dan menarik. Peristiwanya sendiri secara garis
besar terbagi dua:
(1)
Peristiwa
yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa perayaan hari
ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar, dll.
(2)
Peristiwa
yang tidak terduga kejadiaanya, misalnya kebakaran, banjir, pembunuhan,
kecelakaan, dll.
Dari
segi substansi atau jenis peristiwa, reportase bisa dilakukan dengan dua cara,
yakni beat system dan follow
up system.
Beat
System adalah system pencarian dan
pembuatan bahan berita yang mengacu pada beat (bidang liputan), yakni
meliputi peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau
swasta, atau tempat-tempat yang di mungkinkan muculnya peristiwa, informasi,
atau hal-hal yang bisa menjadi bahan berita.
Sedangkan
Follow up System adalalh teknik meliput bahan berita dengan cara
menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul.
Dalam
meliput peristiwa, penting diperhatikan hal-hal berikut:
·
Kode
Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
·
Fairness
Doctrine (Doktrin kejujuran) yang mengajarkan,
medapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartwawan pertama
yang menyiarkan/menuliskannya.
·
Cover
Both Side atau News Balance, yakni
perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput
semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
·
Cek
dan Ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta/data beberapa kali sebelum
menuliskannya.
b.
Wawancara
Semua
jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan
sumber berita atau narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan
menggali informasi, komentar, opini, fakta , atau data tentang suatu masalah
atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber,
c.
Riset Kepustakaan
Riset
kepustakaan (studi literature) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data
dengan mencari klipping koran, makalah-makalah atau artikel koran, menyimak
brosur-brosur, membaca buku, atau menggunakan fasilitas search engine di
internet.
3. 3. Unsur-Unsur
Berita
Dalam menulis berita, seoang wartawan mengacu kepada nilai-nilai
berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai “rumus umum”
penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap.
Unsur-unsur itu dikenal dengan 5W+1H, kependekan dari:
ü What : apa yang terjadi
ü Where : dimana hal itu terjadi
ü When : kapan peristiwa itu terjadi
ü Who : siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut
ü Why : kenapa hal itu terjadi
ü How : bagaimana itu terjadi
“Rumusan Indonesia” 5W+1H adalah 3A-3M, kependekan dari Apa,
si-Apa, meng-Apa, bila-Mana, di Mana, dan bagai-Mana. Sebuah berita hendaknya
memenuhi keenam unsur tersebut.
4. 4. Jenis
dan Struktur Berita
Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain :
·
Straight
News : berita langsung, apa adanya,
ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau
yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
·
Depth
News : berita mendalam, dikembangkan
dengan pengalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan.
·
Investigation
News : berita yang dikembangkan
berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
·
Interpretative
News : berita yang dikembangkan dengan
pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
·
Opinion
News : berita mengenai pendapat
seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
mengenai sauatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
Struktur berita, khususnya berita langsung (straight news),
pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid),
yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan fakta/data yang dianggap
paling penting, kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting,
kurang penting, dan seterusnya.
Bagian paling penting ini dituangkan dalam lead –bagian kepala
atau alinea pertama berita. “Sudah menjadi hukum jurnalistik,” kata Al Hester, “bagi
sebagian besar berita yang akan ditulis dengan menampilkan lebih dulu fakta-fakta
yang paling penting.”
Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan pembaca
dalam hal efisiensi waktu karena langsung mengetahui berita paling penting. Karenanya,
dalam bentuk ini bisa lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, bentuk ini
pun memudahkan kerja redaktur/editor/penyumting untuk melakukan pemotongan
naskah (cutting) jika kolom/ruang yang tersedia terbatas atau tidak
cukup untuk memuat seluruh bagian berita.
Struktur berita selengkapnya adalah sebagai berikut :
a.
Judul
(head)
b.
Dateline,
yakni tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun. Contoh :
Jakarta, Kompas; Jakarta: Republika, Senin, “PR”,-
c.
Teras
berita (lead)
d.
Isi berita
(body)
5. 5. Teras
Berita
Teras berita, disebut pula dengan lead, adalah bagian berita
yang terletak di alinea atau paragraph pertama. Teras berita merupakan bagian
dari komposisi atau susunan berita, yakni setelah judul berita (head)
dan sebelum badan berita (news body).
Teras berita umumnya disusun dalam bentuk :
·
Summary
Lead atau Conclution Lead (teras
berita yang menyimpulkan dan dipadatkan).
·
Statement
Lead (teras berita berupa pernyataan)
·
Quotation
Lead (teras berita kutipan)
·
Contrast
Lead (teras berita kontras)
·
Exclamtion
Lead (teras berita yang menjerit)
Mengenai penulisan teras berita ini, ada 10 pedoman yang
dikeluarkan PWI pusat, sebagai berikut:
1.)
Teras
berita yang menenmpati alinea pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita.
2.)
Teras
berita jangan mengandung lebih dari 30-45 kata.
3.)
Teras
berita harus ditulis sebaik-baiknya, sehingga mudah ditangkap dan cepat
dipahami, kalimatnya singkat, sedrhana, susunan bahasanya memenuhi prinsip
ekonomi bahasa, menjauhkan kata mubazir, satu gagasan dalam satu kalimat,
dibolehkan memuat lebih dari satu unsure 5W+1H.
4.)
Hal yang
tidak begitu mendesak, berfungsi sebagai pelengkap, hendaknya dimuat dalam
badan berita (body).
5.)
Teras
berita lebih baik mengutamakan unsur “apa”
6.)
Teras
berita juga dapat dimulai dengan unsur “siapa”. Tetapi, bila unsure siapa itu
kurang menonjol, sebaiknya dimuat pada badan berita.
7.)
Teras
berita jarang menonjolkan unsur “kapan”, kecuali bila unsur itu punya makna
khusus dalam berita itu.
8.)
Bila
harus memilih dari dua unsur, yakni unsur tempat dan waktu, maka pilihlah unsur
tempat dulu, baru waktu.
9.)
Unsur
lainnya, yakni bilamana dan mengapa, diuraikan dalam badan berita, tidak dalam
teras berita.
10.)
Teras
berita dapat dengan kutipan pernyataan seseorang (quitation lead),
asalkan kutipan itu tidak berupa kalimat panjang. Pada alinea berikutnya, tulis
nama orang itu, tempat, serta waktu dia membuat pernyataan itu.
Source : Jurnalis Pemula untuk Pemula edisi Revisi Karya Asep Syamsul M. Romli, S.IP.